A. Komunikasi
Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai
dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,
emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan
informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan
penting.[1]
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal,
yaitu:
1. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun
elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan
antara warganya satu sama lain.[2]
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya
ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang
efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk
mempelajari tentang dunia sekeliling kita
b. Untuk membina
hubungan yang baik di antara sesama manusia
c. Untuk
menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada
tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang
dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F.
Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan
(response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa
jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan
member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya
atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan
oleh Noam Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah
pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau
teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa
manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi
terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi
oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.[3]
TABEL TIPE-TIPE KOMUNIKASI
TIPE KOMUNIKASI
|
KOMUNIKASI VOKAL
|
KOMUNIKASI NONVOKAL
|
KOMUNIKASI VERBAL
|
Bahasa Lisan (spoken words)
|
Bahasa Tertulis (written words)
|
KOMUNIKASI NONVERBAL
|
Nada Suara (tone of voice),
Desah (sighn), Jeritan (screams), kualitas vokal (vocal qualities)
|
Isyarat (gesture), gerakan
(movement), penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial ex-pression).
|
2. Kata
Kata
merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [4]
B. Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya
dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi
nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam
berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena
itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal
lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[5]
Nonverbal communication is all aspects of
communication other than words themselves. It includes how we utter words
(inflection, volume), features, of environments that affect interaction
(temperature, lighting), and objects that influence personal images and
interaction patterns (dress, jewelry, furniture).[6] (Komunikasi
nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri. Ini
mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata (infleksi, volume), fitur,
lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda
yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).
Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda
(sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
Bahasa Tubuh. Bahasa
tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh
mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap
orang.
Tanda. Dalam
komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu
lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga.
Tindakan/perbuatan.
Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat
menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu
keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua
itu mengandung makna tersendiri.
Objek. Objek sebagai
bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat
menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot
rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.[7]
Hal menarik dari komunikasi nonverbal ialah studi
Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari
pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara,
dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan
antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung
mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.
[1] Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal
& Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 22
[2] Ibid.,
hlm. 23
[3] Prof.
Dr. H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa, 2007), hlm. 99-102
[4] Agus
M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal,
(Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 24
[5] Ibid,.
hlm. 26
[6] Julia
T. Wood, Communication in Our Lives, (USA:
University of North Carolina at Capital Hill, 2009), hlm. 131
[7] Op.
Cit., hlm. 27
No comments:
Post a Comment
Mohon jangan menyematkan tautan link pada kolom komentar. terima kasih